BNPB Ingatkan Pulau Jawa Akan Potensi Bencana Alam Hingga Awal 2025

BNPB Ingatkan Pulau Jawa Akan Potensi Bencana Alam Hingga Awal 2025
Ilustrasi - Longsor Sumedang (Foto: DariLaut)

Bandungdaily.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan seluruh daerah di Pulau Jawa untuk tetap bersiaga menghadapi potensi bencana alam yang dapat terjadi akibat peningkatan intensitas hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga awal 2025.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyatakan, puncak musim penghujan diperkirakan akan terjadi pada awal 2025, sebagaimana diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Hujan diperkirakan akan meningkat sebesar 20 persen dari kondisi normal, yang dipengaruhi oleh berbagai fenomena atmosfer, seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby, gelombang Kelvin, dan La Nina lemah yang bisa diperkuat dengan adanya siklon tropis atau bibit siklon tropis.

“Karena kondisi cuaca yang akan mempengaruhi peningkatan intensitas hujan ini, masyarakat dan pemerintah daerah harus memperhatikan peringatan ini dengan serius untuk meminimalkan dampak buruk,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers bertajuk “Disaster Briefing” di Jakarta, dikutip Selasa (10/12/2024).

BNPB menyarankan agar peningkatan kesiapsiagaan dilakukan dengan cara mengintensifkan pengecekan pada kawasan aliran sungai, perbukitan, dan tebing curam.

Pemerintah daerah diminta mempersiapkan peralatan, anggaran, serta menetapkan status tanggap darurat bencana di daerah-daerah rawan bencana.

“Jika suatu daerah sudah langganan bencana, segeralah menetapkan status tanggap darurat, agar pemerintah pusat, dalam hal ini BNPB, bisa memberikan pendampingan kepada daerah tersebut,” ucap Abdul.

BACA JUGA: Banjir Sukabumi: Pj Gubernur Jabar Fokus pada Evakuasi, Akses dan Bantuan

Data terbaru dari BNPB mencatat bahwa pada periode 2-9 Desember 2024, banjir dan tanah longsor mendominasi kejadian bencana di beberapa daerah di Pulau Jawa, termasuk Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Pasuruan, Sumenep, Malang, Bandung Barat, dan Cilacap.

Beberapa daerah terparah yang terdampak antara lain Kabupaten Pandeglang dengan 48.340 orang mengungsi dan satu korban meninggal akibat banjir, serta Kabupaten Lebak dengan 9.705 orang mengungsi, dan 5 orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor. Selain itu, Kabupaten Sukabumi tercatat memiliki jumlah korban terbesar dengan 12 orang meninggal akibat banjir bandang dan kerusakan 1.260 unit rumah.

Selain itu, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Bogor, Pasuruan, Sumenep, Malang, Bandung Barat, dan Cilacap, yang mengakibatkan ribuan orang mengungsi dan merusak rumah-rumah warga.

Dengan prakiraan BMKG yang menunjukkan bahwa puncak musim penghujan akan berlangsung hingga kuartal pertama 2025, BNPB terus mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di masa mendatang.

 

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan