Bandungdaily.id – Badan Informasi Geospasial (BIG) sedang memperbarui data penurunan muka tanah sebagai langkah mitigasi kerawanan bencana di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa, dengan fokus awal di wilayah DKI Jakarta.
Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) BIG, Mohamad Arief Syafi’i, menjelaskan bahwa upaya ini didukung oleh penambahan stasiun Ina-CORS (Continuously Operating Reference Station) untuk meningkatkan akurasi pengukuran.
Salah satu stasiun Ina-CORS baru telah dibangun di kawasan Taman Mangrove Angke Kapuk, Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Jakarta Utara. Stasiun ini mulai beroperasi pada Desember 2024 dan akan memantau laju penurunan tanah yang signifikan di kawasan tersebut.
Menurut kajian tim ahli geodesi, kawasan pesisir Jakarta Utara telah mengalami penurunan muka tanah hingga empat meter selama 50 tahun terakhir, dengan laju 10–15 cm per tahun atau sekitar 1,5 meter dalam satu dekade.
Selain penurunan muka tanah, kawasan Pantura Jawa juga menghadapi kenaikan muka air laut sebesar 3–4 mm per tahun.
BACA JUGA: BMKG Ingatkan Ancaman La Nina dan Cold Surge Jelang Nataru 2024
Meskipun tampak kecil, kenaikan ini terjadi perlahan tetapi konsisten, yang memperburuk risiko banjir rob. Di kawasan Mangrove Angke Kapuk, misalnya, pasang air laut sudah mencapai setinggi betis orang dewasa saat siang hari.
BIG menggunakan kombinasi teknologi modern seperti Ina-CORS dan Interometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) untuk pengukuran. Teknologi ini memungkinkan akurasi hingga tingkat milimeter dan menghasilkan peta skala besar dengan rasio 1:5.000, yang mampu mendeteksi detail perubahan muka tanah di kawasan Pantura.
Arief menegaskan bahwa data terbaru BIG akan dipublikasikan dalam waktu dekat untuk menjadi acuan pembangunan pemerintah dan masyarakat.
Data ini penting untuk merancang strategi mitigasi terhadap dampak penurunan tanah, banjir rob, abrasi, dan ancaman perubahan iklim global.
“Insya Allah, hasilnya akan segera kami publish,” ujar Arief melansir Antara, Minggu (8/12/2024)
Langkah BIG ini diharapkan menjadi bagian integral dari upaya mitigasi bencana di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan dan urbanisasi di kawasan pesisir yang rentan.
(Redaksi)