Sindrom Hiperemesis Kanabinoid, Efek Samping Ganja yang Mematikan

Sindrom Hiperemesis Kanabinoid
(Foto: Hello Sehat)

Bandungdaily.id – Sebuah gangguan langka yang menyakitkan bernama Sindrom Hiperemesis Kanabinoid (CHS) mulai banyak ditemukan pada pengguna ganja jangka panjang. Kondisi ini ditandai dengan nyeri perut parah, muntah ekstrem, hingga komplikasi serius seperti dehidrasi dan cedera ginjal.

Melansir Medical Daily pada Kamis (5/12/2024), kondisi gastrointestinal tersebut dikenal sebagai sindrom hiperemesis kanabinoid (CHS).CHS sering memicu muntah parah yang mengarah pada fenomena “scromiting” (gabungan scream dan vomiting) di mana pasien muntah sambil berteriak kesakitan. Gejala lainnya meliputi:

Nyeri perut luar biasa yang sering membuat pasien mandi air panas secara kompulsif untuk meredakan rasa sakit.

Erosi gigi akibat asam dari muntah, bahkan hingga kehilangan gigi.

Ketidakseimbangan elektrolit, termasuk kadar klorida, kalium, natrium, dan bikarbonat yang rendah.

Komplikasi lebih serius, seperti cedera ginjal akut, gagal ginjal, kejang, hingga irama jantung abnormal yang dapat berakibat fatal.

BACA JUGA: Tantangan Kesehatan Mental Generasi Z di Era Digital

Diagnosis dan Penyebab

Sindrom ini umumnya ditemukan pada pengguna ganja berat yang mengonsumsi lebih dari empat kali seminggu selama setahun dan mengalami setidaknya tiga episode gejala per tahun.

Ironisnya, meski ganja sering digunakan untuk mengurangi mual dan muntah (seperti pada pasien kemoterapi), penggunaan berulang dapat memberikan efek sebaliknya.

Para ahli percaya bahwa hal ini terjadi karena reseptor di otak dan sistem pencernaan berhenti merespons ganja dengan cara yang sama setelah penggunaan jangka panjang, sehingga memicu gejala CHS.

Meskipun prevalensi pastinya belum diketahui, CHS diperkirakan memengaruhi sekitar 2,75 juta orang di Amerika Serikat setiap tahun. Insiden CHS meningkat dua kali lipat antara tahun 2017 hingga 2021, terutama di negara-negara yang telah melegalkan ganja.

Pria berusia 16 hingga 34 tahun menjadi kelompok yang paling rentan terkena CHS. Peningkatan ini juga terkait dengan peningkatan konsentrasi delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dalam produk ganja modern.

Langkah pertama untuk menangani CHS adalah menghentikan penggunaan ganja. Meskipun gejala bisa bertahan sementara, kondisi ini biasanya membaik dalam beberapa minggu setelah penghentian.

Penggunaan obat antipsikotik atau antikecemasan dalam jangka pendek jika diperlukan. CHS menjadi pengingat penting tentang efek samping penggunaan ganja jangka panjang, terutama dengan konsentrasi THC yang semakin tinggi pada produk ganja saat ini.

 

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan