Bandungdaily.id – Ruben Amorim memulai debutnya sebagai manajer Manchester United dengan hasil imbang 1-1 melawan Ipswich Town liga inggris pekan ke-12 pada Minggu (24/11) malam WIB.
Meskipun Setan Merah sempat unggul cepat melalui gol Marcus Rashford di menit kedua, mereka akhirnya kehilangan keunggulan setelah Omari Hutchinson mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-43.
Hasil tersebut jelas menunjukkan bahwa tim masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pendekatan taktis baru yang diterapkan Amorim.
Taktik Baru, Proses Panjang
Amorim menurunkan formasi 3-4-3 yang menjadi ciri khasnya, dengan Diogo Dalot dan Amad Diallo berperan sebagai wingback, mendukung duet gelandang tengah Christian Eriksen dan Casemiro.
Bruno Fernandes dan Alejandro Garnacho bermain sebagai gelandang serang, sementara Rashford ditempatkan sebagai striker tunggal.
Meski memiliki penguasaan bola lebih tinggi (60%), United kesulitan mencetak gol dan tidak cukup efektif dalam penyelesaian akhir, mencatatkan hanya empat tembakan tepat sasaran dibandingkan dengan enam milik Ipswich.
Namun, tantangan terbesar bagi Amorim bukan hanya soal penguasaan bola atau formasi, melainkan proses adaptasi tim dengan filosofi permainannya.
Amorim menyadari bahwa dengan jadwal padat yang akan datang, ia harus menemukan cara cepat untuk menyatukan tim di bawah strategi baru yang ia terapkan.
BACA JUGA: Arsenal Gasak Nottingham Forest 3-0, Duduki Peringkat 4 Liga Inggris
Waktu Terbatas, Rotasi Pemain Jadi Kunci
Amorim mengungkapkan bahwa, dengan jadwal yang semakin padat, waktu untuk mengutak-atik strategi akan terbatas.
Oleh karena itu, rotasi pemain menjadi hal yang sangat penting. Setiap pemain harus siap untuk bermain kapan saja dan melatih pemahaman yang lebih dalam tentang taktik yang diterapkan.
“Untuk mencapai hasil terbaik, kami harus membuat tim ini terus bermain. Pemain yang tidak bermain akan berlatih untuk memahami filosofi kami. Ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan semua pemain siap,” kata Amorim setelah pertandingan melawan Ipswich.
Rotasi dan Kesiapan Mental
Rotasi yang dimaksud oleh Amorim bukan hanya untuk menjaga kebugaran fisik pemain, tetapi juga untuk membangun kesiapan mental.
Pemain yang lebih jarang tampil harus tetap siap untuk menerapkan filosofi permainan dalam pertandingan yang mereka jalani
. Amorim tampaknya ingin menciptakan budaya di mana setiap anggota tim merasa memiliki peran yang vital meski menit bermain mereka terbatas.
“Semua pemain akan memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka. Rotasi ini akan membuat semua pemain merasa terlibat dan memotivasi mereka untuk beradaptasi lebih cepat dengan filosofi permainan yang kami inginkan,” jelas Amorim.
Tantangan Besar
Bagi Ruben Amorim, hasil imbang melawan Ipswich adalah sinyal bahwa perjalanan panjang menuju stabilitas taktik di Manchester United baru saja dimulai.
Dengan tantangan besar di depan mata, termasuk jadwal pertandingan yang padat, ia harus terus berusaha membentuk tim yang mampu tampil solid dan konsisten.
Namun, rotasi pemain dan penyesuaian filosofi yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan di Premier League dan kompetisi lainnya membutuhkan waktu.
Dengan pendekatan yang berfokus pada pemahaman filosofi permainan dan kesiapan mental pemain, Amorim mungkin dapat membawa Manchester United kembali ke jalur kemenangan dan menciptakan identitas yang kuat di bawah kepemimpinannya.
(Redaksi)