Bandungdaily.id – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, menyampaikan dukungannya terhadap pembentukan Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) Jawa Barat. Forum ini dinilai mampu memperkuat sinergi antara berbagai pihak dalam mitigasi dan penanganan bencana di daerah.
Bey mengatakan, pelibatan lebih banyak organisasi dalam penanganan bencana dapat mempercepat respons terhadap situasi darurat.
“Kadang informasi bencana lebih cepat tersebar melalui media sosial. Namun, Basarnas dan BPBD memiliki keterbatasan, baik sumber daya maupun lokasi. Penggiat dan aktivis sering kali lebih cepat merespons, tetapi penting untuk tetap menjaga koordinasi agar pertolongan yang diberikan tepat sasaran,” ujar Bey di Bandung, Selasa (4/12/2024).
Bey juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi anggota FKP3 untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam penanganan dan mitigasi bencana.
Selain itu, edukasi masyarakat sejak dini dan berjenjang dinilai krusial dalam menghadapi ancaman bencana, khususnya untuk mencegah potensi bahaya.
“Contohnya saat musim hujan seperti sekarang. Kadang anak-anak bermain di banjir tanpa menyadari bahaya seperti arus deras. Edukasi menjadi kunci agar masyarakat lebih siap,” imbuhnya.
BACA JUGA: Mendagri Instruksikan Desa dan Daerah Miliki Aturan Perlindungan PMI
Direktur Bina Potensi Basarnas, Agus Haryono, menegaskan bahwa Basarnas sebagai institusi utama dalam operasi SAR membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk menangani cakupan wilayah yang luas dan populasi yang besar di Indonesia.
“Sumber daya manusia dan sarana yang kami miliki terbatas dibandingkan dengan kebutuhan di lapangan. Oleh karena itu, potensi SAR seperti yang tergabung dalam FKP3 sangat penting untuk meningkatkan efektivitas penanganan bencana,” ujar Agus.
Agus berharap FKP3 dapat menjadi wadah yang memperkuat sinergi antara Basarnas dan berbagai potensi SAR lainnya di Jawa Barat, sehingga kolaborasi ini mampu meningkatkan kesiapan dan respons terhadap berbagai jenis bencana.
Pembentukan FKP3 Jabar diharapkan menjadi model pengelolaan potensi SAR berbasis komunitas di daerah lain. Dengan dukungan pelatihan, edukasi masyarakat, dan koordinasi yang baik, diharapkan respons terhadap bencana di Jawa Barat dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat.
(Redaksi)