Bandungdaily.id – Penutupan Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) akibat konflik berkepanjangan di tubuh Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keberlangsungan hidup satwa-satwa yang ada di dalamnya.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan Pemkot tidak akan membuka kembali kebun binatang sebelum persoalan internal yayasan pengelola tuntas. Menurutnya, lembaga konservasi tidak bisa dijalankan oleh pihak yang terus dilanda konflik dan tidak memiliki kepastian hukum.
“Di internal yayasan masih berkonflik. Ketika dimediasi oleh Polrestabes dan BKAD, mereka tidak mau damai. Ya sudah, tutup,” ujar Farhan.
Ia menambahkan, peluang untuk membuka kembali Bandung Zoo tetap ada jika YMT mampu menyelesaikan permasalahan internal. Namun selama itu belum terjadi, satwa-satwa di dalam kebun binatang terpaksa menghadapi ketidakpastian.
Sebelumnya, YMT menyebut penutupan Bandung Zoo membuat potensi pendapatan Rp3 miliar hilang. Padahal dana tersebut dapat menunjang operasional, termasuk kebutuhan pakan dan perawatan satwa.
Farhan menegaskan Pemkot tidak bisa serta-merta mengambil alih pengelolaan karena izin konservasi eks situ diberikan langsung oleh Kementerian Kehutanan. Artinya, solusi tetap berada di tangan yayasan sebagai pemegang izin resmi.
“Kalau konflik selesai, mungkin bisa dibuka lagi. Selama konflik belum selesai, tidak akan dibuka,” tegasnya.
Kondisi ini menimbulkan tekanan besar agar konflik internal YMT segera diselesaikan. Bukan hanya demi kelangsungan lembaga konservasi, tetapi juga demi kesejahteraan ratusan satwa yang kini bergantung pada stabilitas pengelolanya.
(Redaksi)