Bandungdaily.id – Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, kembali menarik perhatian publik usai menanggapi isu keterlibatannya dalam kasus judi online dengan jawaban ringan yang dianggap meremehkan.
Saat ditemui awak media di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (21/5), Budi Arie menyebut wacana pemanggilan ulang dirinya oleh penyidik Polri sebagai hal yang berulang-ulang tanpa substansi baru.
“Lagu lama, kaset rusak, itu dikutip tuh,” ujarnya santai.
Pernyataan tersebut menuai reaksi dari berbagai kalangan yang menilai pernyataan Budi Arie tidak mencerminkan sikap seorang mantan pejabat tinggi yang sempat memegang kendali atas isu strategis seperti pemblokiran konten ilegal, termasuk situs judi online.
Padahal, sehari sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan Polri membuka peluang untuk memanggil kembali Budi Arie jika dibutuhkan dalam pengembangan kasus perlindungan situs judi online yang menyeret nama sejumlah pejabat di Kementerian Komunikasi dan Digital (dulu Kemenkominfo).
“Kalau memang ada petunjuk dari proses persidangan, tentu akan kami konfirmasi ulang,” ujar Jenderal Sigit, Senin (20/5).
Nama Budi Arie mencuat dalam dakwaan yang dibacakan oleh jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 14 Mei 2025. Ia disebut menerima komisi 50 persen dari keuntungan perlindungan situs judi daring agar tidak diblokir oleh kementeriannya saat masih menjabat.
Namun hingga kini, Budi Arie belum memberikan klarifikasi substansial, selain bantahan singkat. “Saya tidak pernah terima apa pun,” ujarnya sebelumnya. Tetapi publik kini menyoroti pernyataannya yang terkesan meledek isu tersebut.
Adapun terdakwa dalam kasus tersebut mencakup sejumlah tokoh, termasuk Zulkarnaen Apriliantony yang merupakan rekan dekat Budi Arie, serta beberapa pejabat aktif di kementerian.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah mencatat adanya aliran dana mencurigakan terkait praktik perlindungan situs judi online dengan pendekatan “follow the money”. Dalam konteks ini, nama Budi Arie menjadi bagian dari pusaran yang menuntut kejelasan.
(Redaksi)