Bandungdaily.id – Sebanyak tiga ton garam atau natrium klorida (NaCl) berhasil disemai ke udara oleh tim gabungan untuk mengurangi intensitas hujan yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Barat.
Operasi ini dilakukan melalui modifikasi cuaca menggunakan pesawat, sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah.
Operasi penyemaian dilakukan pada Rabu (11/12), dengan tiga kali penerbangan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B.
Wilayah sasaran meliputi awan penghujan potensial di barat daya dan barat laut Jawa Barat, pada ketinggian 10.000 hingga 11.000 kaki (sekitar tiga kilometer di atas permukaan laut).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa penyemaian ini bertujuan untuk mengalihkan hujan dari wilayah daratan menuju laut, guna mengurangi risiko bencana di daerah terdampak seperti Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, yang sebelumnya mengalami banjir dan tanah longsor pada 3-4 Desember 2024.
Tim gabungan yang terdiri dari BNPB, TNI Angkatan Udara, dan BMKG saat ini masih siaga di Lanud Halim Perdanakusuma untuk persiapan penyemaian lanjutan.
BACA JUGA: BNPB Ingatkan Pulau Jawa Akan Potensi Bencana Alam Hingga Awal 2025
Penyemaian berikutnya akan dilakukan berdasarkan hasil pemantauan satelit cuaca terhadap awan penghujan potensial. Sebanyak 50 ton garam telah disiapkan untuk operasi modifikasi cuaca ini dalam beberapa hari ke depan.
Penyemaian garam dengan metode jumping dinilai efektif dalam meredistribusi awan penghujan sehingga intensitas hujan dapat diminimalkan di area rawan bencana.
Upaya ini diharapkan dapat memitigasi risiko bencana hidrometeorologi yang sering kali menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat di Jawa Barat.
Operasi modifikasi cuaca ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi potensi bencana, sekaligus pentingnya sinergi antara lembaga terkait dalam melindungi masyarakat dari ancaman hidrometeorologi.
(Redaksi)