Bandungdaily.id – Manajer Liverpool, Arne Slot, mengakui bahwa emosinya sempat menguasai dirinya dalam pertandingan imbang 2-2 melawan Fulham pada akhir pekan lalu.
Akibatnya, pelatih asal Belanda ini menerima kartu kuning ketiganya musim ini, yang mengharuskannya untuk menjalani larangan tampil di pinggir lapangan pada pertandingan perempat final Piala Carabao melawan Southampton, Rabu (18/12).
Slot, yang biasanya dikenal dengan ketenangannya di tepi lapangan, menyadari bahwa ia telah melampaui batas dan berjanji untuk lebih menjaga sikapnya ke depan. Dalam konferensi pers pasca pertandingan, ia mengungkapkan perasaannya terkait insiden tersebut.
“Anda selalu merenung. Saya pikir secara umum saya tenang, tetapi saya tidak tahu apakah ini cerdas untuk dikatakan ada juga batas bagi saya. Katakanlah seperti itu, maka saya bisa menjadi emosi saya,” kata Slot melalui laman resmi klub, dikutip Rabu (18/12/2024).
Manajer berusia 45 tahun ini mengungkapkan bahwa keputusan wasit yang kontroversial membuat emosinya meledak, meskipun ia mengakui bahwa pemain-pemainnya telah membuat keputusan yang lebih baik daripada wasit.
“Sayangnya, batasan itu dicapai lebih awal oleh keputusan wasit daripada keputusan yang dibuat pemain saya, karena menurut pendapat saya, mereka membuat keputusan yang lebih baik daripada wasit untuk tim saya!” jelasnya.
BACA JUGA: Arne Slot Bela Andy Robertson dan Puji Mentalitas Liverpool
Namun, Arne Slot menegaskan bahwa semangat dan gairah untuk memenangkan pertandingan harus tetap terkendali.
Ia mengakui bahwa meskipun memiliki semangat yang tinggi untuk meraih kemenangan, mengekspresikan emosi di pinggir lapangan tidak selalu membawa dampak positif.
“Saya pikir jelas bahwa jika Anda bekerja di klub seperti ini, atau di seluruh dunia di klub papan atas, Anda memiliki semangat dalam diri Anda yang ingin memenangkan setiap pertandingan, dan Anda mencoba memengaruhi sebanyak yang Anda bisa,” ujarnya.
Namun, ia juga menambahkan bahwa terkadang dalam sepak bola, menciptakan suasana yang penuh perlawanan terhadap keputusan-keputusan wasit tidak selalu menghasilkan hasil yang diinginkan.
“Kesalahan yang telah saya buat dua kali di sini, dan satu atau dua kali di Belanda, adalah terkadang Anda berpikir bahwa menciptakan suasana yang ditentang seluruh dunia dapat menghasilkan beberapa keputusan positif di akhir pertandingan. Tapi di sini sampai sekarang tetap sama saja, tidak berubah. Sama sekali tidak membantu,” bebernya.
(Redaksi)