Bandungdaily.id – Francesco Bagnaia, juara bertahan MotoGP, menilai, seri balapan pamungkas motoGP di sirkuit Catalunya Barcelona, Minggu 17 November 2024 akan terasa begitu sulit bagi rivalnya Jorge Martin.
Menurut Francesco Bagnaia, tekanan dalam diri Martin akan begitu kuat. Pasalnya, Martin sebagai pemuncak klasemen yang juga difavoritkan juara motoGP 2024 dalam bayang-bayang pebalap lainnya.
Francesco Bagnaia juga mengatakan, betapa pentingnya ketenangan dalam menghadapi tekanan yang sangat tinggi di akhir musim.
“Bagi Jorge, ini akan sulit karena ini adalah pertama kalinya ia berjuang untuk kejuaraan di MotoGP,” kata Bagnaia dalam wawancara dengan TNT Sport, dikutip Rabu (13/11/2024).
Saat ini, Jorge Martin yang memimpin klasemen hanya terpaut 24 poin dari Bagnaia menjelang putaran terakhir musim ini.
Ia juga menjelaskan bahwa tekanan untuk mempertahankan keunggulan dapat mempengaruhi ketenangan Martin, terutama jika ia harus balapan dengan risiko tinggi.
Bagnaia sendiri memiliki pengalaman menghadapi situasi penuh ketegangan di putaran terakhir musim. Pada 2022, meski unggul poin atas Fabio Quartararo, ia hanya mampu finis di posisi kesembilan di balapan terakhir karena ketegangan tinggi yang mempengaruhi performanya.
“Saya tahu perasaannya,” ucap Bagnaia, yang sudah lebih matang dalam mengelola tekanan setelah melewati dua musim terakhir yang penuh persaingan ketat.
Tekanan Besar Jorge Martin
Menurut Bagnaia, tekanan besar dapat memicu rasa gugup yang berlebihan dan membuat seorang pebalap cenderung lebih agresif.
“Terkadang rasa gugup dapat membuat Anda lebih agresif dan membuat kesalahan,” katanya.
Bagi Bagnaia, tantangan utama bagi Martin bukan hanya soal kemampuan di lintasan, tetapi juga kemampuan menjaga stabilitas emosi dan mental saat berada di puncak klasemen.
Ia berharap pengalaman yang dimilikinya dapat memberikan keuntungan psikologis dalam menghadapi balapan ini.
BACA JUGA: Bagnaia vs Martin, Duel Sengit Perebutan Mahkota MotoGP 2024
Di akhir wawancara, Bagnaia menegaskan bahwa meski saat ini berada di posisi kedua, ia tidak akan menyerah.
“Saat ini, satu-satunya hal yang saya butuhkan adalah terus berusaha, terus mencoba untuk menang dan berharap,” tukasnya.
Bagnaia berharap, dengan fokus penuh pada performanya sendiri, kesempatan merebut kembali gelar juara tetap terbuka jika Martin tergelincir.
Grand Prix Solidaritas, yang digelar untuk mengenang korban banjir di Valencia, diprediksi akan menjadi momen yang menentukan.
Siapa pun yang keluar sebagai pemenang akan mencatatkan sejarah sebagai juara MotoGP yang berhasil melalui tekanan tertinggi.
(Redaksi)