Lima Desa Raih Penghargaan Apresiasi Desa Budaya 2024

Lima Desa Raih Penghargaan Apresiasi Desa Budaya 2024
Ilustrasi - Mandi Safar Air Hitam Laut, Tradisi Mensucikan Diri Masyarakat Jambi (Foto: Pemkab TanjabTim)

Bandungdaily.id – Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) menggelar acara Apresiasi Desa Budaya 2024 di Desa Lalang, Manggar, Belitung Timur, Selasa (17/12/2024) malam. Acara tahunan ini memberikan penghargaan kepada desa-desa yang aktif memajukan kebudayaan sebagai pilar pembangunan berkelanjutan.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan, penghargaan ini diberikan berdasarkan kriteria ketat, seperti integrasi kebijakan budaya dalam regulasi desa, pelibatan masyarakat, optimalisasi aset budaya lokal, dan inovasi produk budaya.

“Lima desa yang terpilih tahun ini menunjukkan dedikasi luar biasa dalam melestarikan budaya dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Fadli melansir Antara, Rabu (18/12/2024).

BACA JUGA: Kemendes PDT Targetkan 75.265 Desa Bertransformasi Jadi Desa Digital pada 2025

Kelima desa yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah:

  1. Desa Air Hitam Laut (Tanjung Jabung Timur, Jambi)
    Desa ini menghidupkan tradisi Mujuk Selang sebagai bagian dari pelestarian ekologi laut dan sumber daya alam. Pelibatan generasi muda dan perempuan dalam tradisi ini menegaskan pentingnya gotong-royong dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
  2. Desa Dasun (Rembang, Jawa Tengah)
    Desa ini menggabungkan seni rupa berbasis garam dengan budaya bahari untuk mendorong ekonomi kreatif. Kolaborasi antara seniman lokal dan masyarakat menghasilkan produk seni yang memperkuat identitas budaya sekaligus meningkatkan pendapatan desa.
  3. Desa Krikilan (Sragen, Jawa Tengah)
    Mengelola Situs Sangiran, desa ini menciptakan wisata budaya yang mengintegrasikan edukasi sejarah, seni tradisional, dan ekonomi kreatif. Desa Krikilan juga melibatkan perempuan dan kelompok rentan dalam pengelolaan destinasi budaya tersebut.
  4. Desa Kebondalem Kidul (Klaten, Jawa Tengah)
    Fokus pada pelestarian seni tradisional seperti wayang kulit dan karawitan, desa ini mengintegrasikan kebijakan budaya ke dalam regulasi desa. Dukungan masyarakat menjadikan seni tradisional sebagai aset penting bagi pertumbuhan ekonomi.
  5. Desa Rambutan Masam (Batanghari, Jambi)
    Tradisi Mujuk Selang yang sempat terpinggirkan berhasil direvitalisasi untuk menjaga sumber daya alam sekaligus menjadi media edukasi budaya bagi generasi muda.

Acara ini turut menghadirkan dewan juri yang terdiri dari pakar dan tokoh budaya, seperti Bito Wikantosa (Staf Ahli Kemendes PDTT) dan Susi Ivvaty (Asosiasi Tradisi Lisan).

“Kelima desa ini menjadi bukti bahwa kolaborasi dan inovasi dalam pemajuan kebudayaan dapat menghasilkan dampak positif yang nyata,” ujar Fadli Zon.

Kementerian Kebudayaan berharap penghargaan ini dapat menginspirasi desa-desa lain di seluruh Indonesia untuk terus memanfaatkan kekayaan budaya lokal sebagai aset pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

 

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan