Bandungdaily.id – Masa depan Mohamed Salah di Liverpool kembali menjadi perbincangan hangat di dunia sepak bola. Dengan kontrak yang akan berakhir pada 30 Juni mendatang, spekulasi tentang kepergian sang bintang semakin menguat, memicu kekhawatiran di kalangan penggemar The Reds.
Namun, laporan terbaru menunjukkan adanya kemungkinan solusi yang dapat memperpanjang masa bakti Salah di Anfield, meskipun dengan proses yang alot.
Mohamed Salah, Pilar Penting Liverpool
Sejak bergabung pada 2017, Mohamed Salah telah menjadi sosok ikonik di Liverpool. Kontribusinya luar biasa, tidak hanya dalam hal jumlah gol, tetapi juga pengaruhnya dalam sistem permainan tim asuhan Jurgen Klopp.
Bahkan di usianya yang kini 32 tahun, Salah masih menunjukkan performa kelas dunia. Musim ini, ia telah mencetak 13 gol dan memberikan 11 assist dalam 20 pertandingan, membuktikan bahwa usia bukanlah hambatan bagi produktivitasnya.
Kendati demikian, usia di atas 30 tahun menjadi faktor penentu dalam kebijakan Liverpool terkait kontrak pemain. Klub memiliki sejarah menahan diri untuk memberikan perpanjangan kontrak jangka panjang kepada pemain senior, termasuk pemain sekelas Salah.
Hal ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan finansial klub, meski di sisi lain dapat memicu ketegangan dengan pemain.
Mohamed Salah dan Kebijakan Klub
Salah diketahui menginginkan kontrak baru dengan durasi minimal dua tahun dan gaji sebesar £350.000 per pekan, termasuk bonus yang sepadan dengan kontribusinya.
Tawaran ini bukan tanpa alasan, mengingat Salah adalah salah satu pemain dengan pendapatan tertinggi di Liverpool.
Selain itu, pemain asal Mesir ini merasa bahwa kontribusinya bagi klub layak diapresiasi dengan kontrak yang sesuai.
Namun, Liverpool tampaknya enggan mengabulkan permintaan tersebut sepenuhnya. Kebijakan ketat klub terhadap pemain senior mencerminkan pendekatan pragmatis yang bertujuan untuk menghindari risiko kontrak jangka panjang yang berpotensi membebani anggaran di masa depan.
Komitmen Mohamed Salah untuk Bertahan
Di tengah negosiasi yang rumit, Salah dikabarkan menunjukkan keinginan untuk tetap bertahan di Anfield. Menurut laporan dari The Athletic, Salah mulai melunak dan bersedia menerima kontrak baru berdurasi satu tahun.
Ini menunjukkan bahwa sang pemain masih memiliki rasa cinta dan loyalitas kepada Liverpool, meski ia merasa tuntutannya belum sepenuhnya terpenuhi.
Langkah ini juga mencerminkan kecerdasan Salah dalam membaca situasi. Dengan usianya yang terus bertambah, menandatangani kontrak satu tahun memberi ruang baginya untuk menjaga fleksibilitas karier. Selain itu, kesepakatan ini memungkinkan Salah untuk tetap menjadi bagian penting dari proyek Klopp setidaknya hingga musim depan.
BACA JUGA: Mohamed Salah Buka Komunikasi dengan PSG, Sinyal Hengkang dari Liverpool?
Risiko dan Peluang bagi Liverpool
Meski pendekatan kontrak satu tahun tampak ideal untuk meminimalkan risiko jangka panjang, Liverpool tetap menghadapi tantangan besar.
Salah adalah salah satu pemain paling berpengaruh di tim, baik di dalam maupun di luar lapangan. Kehilangannya tanpa kompensasi pada akhir musim akan menjadi pukulan besar, tidak hanya secara teknis tetapi juga simbolis.
Salah satu solusi potensial adalah memasukkan klausul opsional dalam kontrak baru, yang memungkinkan perpanjangan otomatis berdasarkan performa. Pendekatan ini dapat menjadi jalan tengah yang memuaskan kedua belah pihak.
Namun, jika negosiasi gagal, Liverpool harus bersiap kehilangan salah satu aset terbesarnya. Situasi ini membuka peluang bagi klub-klub lain untuk merekrut Salah tanpa biaya transfer pada Januari mendatang, mengingat ia sudah memenuhi syarat untuk bernegosiasi dengan klub luar Inggris.
Saga kontrak Salah memiliki dampak luas, tidak hanya pada dirinya tetapi juga pada stabilitas tim. Salah adalah pemain yang diandalkan dalam sistem Klopp, dan ketidakpastian mengenai masa depannya dapat memengaruhi dinamika tim.
Bagi penggemar, Salah adalah ikon yang mewakili era kesuksesan Liverpool di bawah Klopp. Potensi kepergiannya tanpa kompensasi akan meninggalkan kekosongan emosional yang sulit diisi, terutama jika klub gagal menemukan pengganti yang sepadan.
Negosiasi antara Salah dan Liverpool terus berlanjut, dengan kedua belah pihak berharap menemukan solusi yang saling menguntungkan.
Liverpool harus mempertimbangkan nilai Salah di lapangan, sementara Salah mungkin perlu memahami batasan kebijakan klub.
Jika kontrak baru berhasil disepakati, Salah akan tetap menjadi bagian integral dari perjalanan Liverpool dalam membangun kembali kekuatan mereka di Inggris dan Eropa.
Namun, jika negosiasi gagal, saga ini dapat menjadi awal dari perpisahan emosional yang berpotensi mengubah wajah Liverpool di masa depan.
Mencari Titik Tengah yang Ideal
Mohamed Salah dan Liverpool berada di persimpangan penting dalam hubungan mereka. Di satu sisi, Salah ingin mendapatkan penghargaan yang layak atas kontribusinya.
Di sisi lain, Liverpool harus menjaga keseimbangan antara mempertahankan pemain bintang mereka dan tetap konsisten dengan kebijakan klub.
Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana saga ini berkembang dalam beberapa minggu mendatang. Apakah Salah akan tetap menjadi ikon di Anfield, atau justru memulai babak baru dalam kariernya di tempat lain? Jawaban atas pertanyaan ini akan menjadi babak penting dalam sejarah Liverpool.
(Redaksi)